hal terindah, yang mungkin akan temaniku semasa hidup

sungguh, tanpa paksaan kau datang temani aku dalam kegalauan
dengan senang hati membantu segala urusanku
mengerjakan bersama meski sampai saat ini itu tak terselesaikan
mereka bilang utara, aku berkata selatan
meski utara dan selatan sama-sama indah
hanya satu blok dulu letak perbedaannya
mungkin tidak, kita berdepanan
namun saat itu aku tak begitu berharap padamu
ada seekor lain yang mencuri pikiranku
tentu, itu dulu
jauh sebelum kau datang dengan bahagia itu
entah kapan aku memulai
emm,
mungkin sejak podium bendera itu aku duduki bersama sahabatku
tertawa ria berbagi suka dan sedih
dia bilang iya
aku tak percaya
aku terpana mendengar ucapannya
tapi aku percaya padanya, sahabatku

kian indah mungkin ketika tower itu ada
namun aku ragu
apakah kau? atau dia?
bagaikan meloncat dari atas gedung
ketika aku harus melakukannya
namun, akhirnya aku pilih yang berbeda
entah apapun yang akan mereka cela
aku padamu saja sudah bahagia
betapakah berita gembira itu amat menyejukan hati
siapa yang tak bahagia mendengar cerita indah sang bidadari disana
aku, pasti
kamu juga tentunya
mereka? aku tak begitu yakin saat itu
mungkin saat ini kebanyakan ikut bahagia
namun, bilakah mereka semua tahu
rahasia cantik kita berdua
akan terasa sama?
kesibukan waktu dan aturan ini-itu tak sedikitpun menggoyahklan karang
haha, aku tak menyebut itu karang yang pernah kita duduki bersama
namun, bilakah kau sudi
untukmu aku persembahkan
bagai sorong dan aceh, sedikitpun tak berkabar
meski hanya sekepak sayap burung
tapi itu kekuatan
kekuatan yang dulu mereka irikan
saling terkait, meski tak mengait
saling percaya meski tak berkata
kau aku, aku ya kau

lukisan matahari senja itu
kau persembahkan untukku, ingat?
atau coretan gambar lucu yang ini
kau yang berikanku
aku selalu menyimpannya
sampai saatnya kelak
ketika kau meminta
hei, aku tidak sedang bercanda
aku tahu ini cukup sulit
tapi lihat! betapa sejarah itu terlukis dengan elok
inilah aku
inilah apa adanya aku
yang tak pernah kau mintai lebih
yang tak pernah kau tuntut
yang kau biarkan berkembang sesuai dengan jalannya

kau begitu menawan
dalam mimpipun kau selalu datang
selalu berbicara mesra
bertutur pesona
meski hujan turun dengan lebatnya
paras itu
begitu menghangatkan
sang dewi tau, aku tak sedang berpura-pura
aku yakin kaupun tau

berjuta kata yang kau lontarkan untuk mereka dalam tanda kutip
kau membuka sebilah gerbang itu
aku senang, jadi aku ikut membuka sebilah gerbang yang lain
alangkah bahagianya ketika itu
aku, kamu, mereka dalam tanda kutip
kaupun melihat kebahagiaan yang terpancar
sungguh dunia seperti taman surga kalanya

kau hebat, aku bangga sekali
meski hanya dalam selimut kalbu
meski dalam gumpalan asap
tapi bagiku, engakaulah penutup angkasa itu
yang selalu saja buatku tertawa gembira
tak perlulah aku deskripsikan betapa kau sungguh sempurna
biarlah waktu yang menjawab

dan ketika saat yang aku nanti kembali
saat yang sama yang kau tuliskan
saat pangeran berkuda putih menjemputmu
saat dimana aku tau itu bukanlah sebuah alasan
melainkan suatu pendirian
saat lambaian sang pangeran kau raih
saat itu pula aku tau
betapa aku harus bersyukur
betapa kaca sejuta meter persegi dihadapanku
dan aku hanya dapat tersenyum bahagia
dengan keindahanmu kala itu
yang selalu menjadi kisah
terbaik yang pernah ada
dalam kepingan hidup seorang lelaki tua bangka
yang sempat kau bangkitkan
yang sempat kau kasihi
dengan beningnya nuranimu

dan sungguh tuhan
aku tahu kau mengatur semuanya
maka aku hanya memohon
agar dirinya yang bahagia kala nanti
adalah benar dari tulang rusukku

aku yang tak pernah menepis dan mengurangi
hal terindah yang pernah tercipta
dan selalu berteriak dengan kepiluan
menanti orang yang mungkin tak menanti
dalam sebuah kejujuran
berjilid II

aku, tua bangka yang tak sedikitpun meyakinkan masa depanmu lebih indah.

Leave a respond